Pohon waru mulai jarang kamu temukan di tengah-tengah kota besar. Kamu akan lebih mudah menjumpai pohon waru di pedesaan. Sebelum kamu pergi mengamati, pelajari dulu ciri-ciri pohon waru berikut ini,
Ciri-Ciri Khusus Pohon Waru di Indonesia
1. Klasifikasi
Klasifikasi pohon waru di dalam taksonominya masuk dalam golongan kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Malvales, famili Malvaceae, genus Hibiscus, dan species Hibiscus tiliaceus.
Pohon waru (Hibiscus tiliaceus) termasuk suku kapas-kapasan. Pohon ini memiliki nama lain di beberapa negara, seperti sea hibiscus (Inggris), hau (Hawaii), dan purau (Tahiti).
Di Indonesia, pohon waru juga memiliki julukan sendiri di masing-masing daerah, seperti baru (Bengkulu, Gayo, Madura, Sumba, Makassar, Halmahera), haru, halu, faru (Maluku), waru (Jawa, Sunda, Bali, Flores), baru dowongi (Ternate, Tidore).
2. Habitat
Pohon waru merupakan tanaman asli dari daerah tropika di Pasifik Barat. Namun sekarang keberadaannya sudah menyebar ke beberapa negara, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, pohon waru sering dijumpai di daerah pedesaan, seperti di pinggiran jalan, pesisir pantai, pematang sawah, dan tepi sungai. Pohon ini cukup rindang, sehingga sering dijadikan sebagai peneduh bagi masyarakat desa.
3. Akar
Pohon waru memiliki akar tunggang sehingga membuatnya bisa tumbuh besar. Warna akar pohon waru putih kekuning-kuningan.
Akar pohon waru tidak akan merusak bangunan di sekitarnya karena akarnya tidak terlalu dalam. Jadi, pohon waru ini aman jika kamu ingin menanamnya sebagai perindang di halaman rumah atau pinggir jalan.
4. Batang
Morfologi batang pohon waru memiliki bentuk yang bulat, berkayu keras, memiliki banyak cabang, dan berwarna abu-abu kecoklatan. Batang pohon waru akan lurus jika pohon tumbuh di tempat subur dan berkelok-kelok di tanah yang kurang subur.
Pohon waru mampu tumbuh hingga mencapai tinggi 15 meter. Namun, rata-rata pohon waru hanya tumbuh sekitar 5 – 10 meter, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kesuburan tanah.
5. Daun
Morfologi daun waru memiliki bentuk seperti jantung atau love dengan diameter sekitar 19 cm. Daun waru merupakan daun tunggal yang bertangkai, berwarna hijau dan memiliki tulang daun yang menjari. Di bawah daun terdapat bulu-bulu halus yang rapat.
6. Bunga
Bunga pohon waru berwarna kuning cerah dan terdapat warna merah maroon di pangkal kelopak bagian dalamnya. Warna bunga akan berubah menjadi kemerahan atau jingga jika sudah tua.
Setiap tandan terdapat 2 sampai 5 kuntum bunga waru. Kelopak bunga waru memiliki panjang 2,5 cm dan berjumlah 5 helai.
Mahkota bunga waru seperti kipas, bentuknya melebar di bagian atas. Panjang mahkota bunga berkisar antara 5 – 7 cm. Tangkai putik dibungkus oleh tangkai sari yang berbentuk tabung.
7. Buah
Buah waru memiliki bentuk bulat telur, memiliki 5 ruang yang terbagi menjadi 2 bagian dengan pembatas sekat semu. Terdapat bakal biji yang jumlahnya banyak di dalam buah. Buah waru memiliki panjang sekitar 3 cm.
Umumnya warna buah waru saat muda berwarna hijau dan akan berubah menjadi coklat ketika sudah tua.
8. Manfaat
Zat yang terkandung di batang dan daun waru bagus untuk kesehatan tenggorokan, saluran pencernaan dan saluran kencing.
Daun waru memiliki banyak manfaat di antaranya mampu menyembuhkan penyakit demam dan batuk, sebagai penyubur rambut, melancarkan air kencing, dan pembasmi kuman (antiseptic).
Sebagian masyarakat memanfaatkan daun waru yang masih muda untuk pakan ternak dan diolah menjadi sayur. Daun waru bisa digunakan untuk membungkus tempe sebagai pengganti daun jati atau daun pisang. Selain itu, daun waru yang ditumbuk lembut bisa membantu penyembuhan bisul.
Bunga pohon waru dapat dimanfaatkan sebagai obat radang mata. Sedangkan akarnya dapat digunakan untuk mengobati demam dan terlambat datang bulan pada wanita.
Coba sekarang kamu amati pohon-pohon di sekitar tempat tinggalmu, apakah ada yang memiliki ciri-ciri pohon waru? Kamu bisa membudidayakan pohon waru dengan menyemai benihnya. Setelah tumbuh besar, kamu bisa tanam di tepian jalan supaya rindang dan udara menjadi sejuk. Menyenangkan, bukan?